Sabtu, 08 September 2012


DUNIA DAN PERENUNGAN

Kesadaran terbentur kesunyian, entah berapa ribuan bongkahan-bongkahan ingatan yang tidak mengingatkan sama sekali arti dari sebuah refleksi. Terlena pada kelembutan tarian buas harapan-harapan yang terus akan menguap karena kehilangan kepastiannya. Tengggelam dalam ribuan senyuman sendiri yang tersembunyi kemunafikan, mungkin melegakan.. dan waktu bagai gemerincing koin-koin emas yang terus teringat-ingat untuk tetap menjala kepalsuan. Telah lama berlari dan menjauh, sampai otot-otot kesemangatanpun membiasakan diri untuk tunduk dan memaklumi. sampai tubuh menjadi kaku mengikuti setiap detak jarum jam, lupa deretan angka yang melingkar.
Tak usah kau tanyakan sebuah arti, karena arti tak dapat mengimbangi seberapa besar hati mengantongi keserakahan. Arti tak dapat mengukur setuhan kulit ari dengan halus kemilau yang tercecap sesuai harap. Kata “arti” hanya sedikit mengganggu saat tertawa kepuasan untuk lebih lebar. dan  kata “arti” tak mampu membantu untuk mengembalikan kesedihan yang kau anggap dangkal dan sepele. Bila kau tanyakan arti, apa itu kemajuan di saat derap langkah kaki zaman menggilasnya. Inilah jalan itu, jalan yang terbaik yang banyak dilakukan oleh banyak orang-orang pintar. Bila sekali lagi kau tanyakan arti, bersiap-siaplah dengan kesunguhan yang akan melemparkanmu keluar dari garis zaman.
Lihatlah dunia bagai lipatan kertas yang tanpa kau lelah sampai di ujung benua. Lihatlah dunia bagai lukisan seniman ternama dimana aku dapat melihat kornea matamu membesar karena menatap penuh takjub. Apalagi jika kau menginginkan segala sesuatu yang instan disinilah surganya. Celah apa untuk keinginanmu yang tidak dapat kau tumpahkan dimana kaki keraguanmu berjejak. Kau telah banyak berpikir sampai langkahmu terlihat hati-hati bahkan apa yang kau rasakan sekalipun. Apakah tak dapat kau tangkap permainan untuk apa para politisi yang kelihatannya menunjukkan keseriusan membela rakyat, dan tidak pula mampukah kau melihat semangat apa ustad-ustad di televise yang kau lihat sambil menyiapkan berbuka puasa kemarin. Kau memahami kontradiksi ini terlalu rumit seperti kau tak mengenal inilah dunia…
Duduklah bersamaku, setidaknya rasa kasihanku tidak hanya semata-mata apa yang telah kau pikirkan. dan rasa kasihan ini mengantarkanku untuk menjadi lebih semangat mengatakan, lupakan saja bila kau berpikir untuk sekedar mencapai kebijaksanaan. Dunia ini adalah aku yang mempunyai sifat yang tanpa kau sepenuhnya merasa menjadi keluargaku, hanya menjadikan bahan tertawaan bagi saudara-saudaramu. Lihatlah aku tak pernah berpikir sedikitpun atas alasan apa aku menggemakan tertawaku dan meratapi kesedihanku. Semua itu adalah naluri. iya, naluri manusia yang memang patut untuk mengapung dipermukaan senang dan sedih. Walau sesungguhnya kurasakan kedua-duanya adalah kedalaman sepenuhnya.
Jika kau mengatakan kebijaksanaan bagai sebuah pematang yang tepat menggaris diantara kelebihan dan kekurangan, yang juga kau katakan memurnikan kembali kemanusiaan sebagai akibat menghamba pada Tuhan yang katamu Maha Kasih. Dan juga kau pernah mengatakan kebijaksanaan bukanlah materialisme ataupun idealism, tapi penglihatan akal sehat dan nuranimu atas sebuah fakta. Sampai hatimu tak bisa dilepaskan kepedulian pada kepentingan orang yang kau anggap lemah, walau dengan kemampuanmu yang sangat terbatas. Itu menurutku menyusahkanmu, sampai aku sendiri bingung untuk memaksa diriku memahami arti kasihanku terhadapmu. dan sebaliknya tak terpikir olehku kau punya kesempatan untuk mengasihaniku dengan semuanya ini. karena inilah dunia.
Sebuah dunia yang sakit….
                                                                                                                                                2 pagi
                                                                                                                      Kamulan, 7 September 2012
                                                                                                                               



Tidak ada komentar:

Posting Komentar